Indonesia tidak hanya dikenal memiliki kekayaan dan
keanekaragaman budaya saja, melainkan juga memiliki hasil bumi yang melimpah.
Dapat kita lihat, di negara ini banyak ditemukan tanaman-tanaman herbal yang dapat
di olah menjadi bumbu masakan hingga obat tradisional.
Salah satu nama obat tradisional yang sudah tidak asing bagi
kalangan masyarakat yakni Jamu. Jamu umumnya digunakan sebagai minuman obat
alami untuk menjaga kesehatan, serta menyembuhkan berbagai penyakit. Hal itu
dikarenakan, jamu dianggap lebih manjur dari pada harus menggunakan obat-obatan
kimia.
Jamu juga memiliki manfaat yang dapat mengurangi sakit di tenggorokan kamu, saat kamu selesai dari latihan bernyanyi lagu chord satu rasa cinta, maupun terkena flu dan lainnya.
Mengapa begitu? Yuk intip di blog kali ini kita akan
menjelaskan mengapa Jamu dianggap sebagai Obat Tradisional.
Penjelasan Jamu
Jamu merupakan ramuan tradisional sebagai salah satu upaya pengobatan yang telah dikenal luas dan dimanfaatkan oleh masyarakat dengan tujuan mengobati penyakit ringan, mencegah datangnya penyakit hingga menjaga ketahanan dan kesehatan tubuh dan sangat cocok untuk kamu yang kelelahan ketika sehabis bernyanyi lagu chord runtah.
Pada umumnya, jamu terbuat dari tumbuhan-tumbuhan seperti
rimpang (akar-akaran), daun-daunan, kulit batang, serta buah. Namun, ada juga
menggunakan bahan-bahan dari tubuh hewan, seperti empedu kambing, empedu ular,
atau tangkur buaya. Tak hanya itu, kuning telur ayam kampung juga sangat sering
dipergunakan sebagai tambahan atau campuran pada jamu gendong.
Oh iya… Kalian tau gak sih kenapa disebut dengan jamu gendong?
Hal itu karena penjualnya yang mayoritas wanita, berkeliling desa berjualan
jamu dengan cara menggendong bakul. Teknik jualan seperti inilah yang membuat
jamu semakin autentik serta memiliki nilai sejarah yang tinggi. Namun, saat ini
sudah sangat jarang dijumpai penjual jamu gendong. Kebanyakan penjual jamu sudah
menaiki kendaraan seperti sepeda ataupun sepeda motor.
Asal Usul Jamu
Jamu pertama kali muncul pada zaman Kerajaan Mataram atau
sekitar 1300 tahun yang lalu. Keberadaan jamu sejak zaman dahulu dapat dilihat
dari beberapa bukti sejarah seperti relief pada candi Borobudur. Relief Candi
Borobudur yang dibuat oleh Kerajaan Hindu-Budha tahun 772 M menggambarkan
kebiasaan meracik dan meminum jamu untuk memelihara kesehatan.
Bukti sejarah lainnya yanki penemuan prasasti Madhawapura
dari peninggalan kerajaan Hindu-Majapahit yang menyebut adanya profesi “tukang
meracik jamu” yang disebut Acaraki. Ditemukannya Lontar Usada di Bali yang
ditulis menggunakan bahasa Jawa kuno menceritakan mengenai penggunaan jamu juga
menjadi bukti keberadaan jamu sejak zaman dahulu. Menyebarnya konsumsi jamu di
masyarakat dipengaruhi banyaknya ahli botani yang mempublikasikan
tulisan-tulisan mengenai ragam dan manfaat tanaman untuk pengobatan.
Seperti salah satunya, dimana jamu menjadi ikon dari budaya
yang mewakili kehidupan masyarakat Desa Nguter, Sukoharjo, Solo. Masyarakat
disana sangat mendukung upaya pelestarian jamu sebagai bentuk kearifan yang
dapat Grameds pelajari pada buku Jamu sebagai bagian dari kearifan lokal Desa
Nguter.
Jenis-jenis Jamu
Tradisional
Jamu tradisional mempunyai beragam macam jenis-jenis jamu, dan tentunya memiliki banyak sekali manfaat bagi kesehatan. Yuk intip apa saja sih jenis-jenis jamu.
1. Jamu Beras Kencur
2. Jamu Cabe Puyang
3. Jamu Kudu Laos
4. Jamu Kunyit (Kunir Asem)
5. Jamu Sinom
6. Jamu Pahitan atau Brotowali
7. Jamu Kunci Sirih
8. Jamu uyup-uyup (Gepyokan)
9. Jamu Galian Singset
10. Jamu Temulawak
11. Jamu Buyung Upik
Nah
teman-teman, itulah sekilas penjelasan tentang jamu dari blog kami. Semoga
bermanfaat dan Jangan lupa untuk mengikuti blog kami selanjutnya. Sekian dan
Terimakasih.
0 Komentar