5 Hal yang Sudah Jarang Dilihat dari Jamu Gendong Zaman Sekarang


Jamu adalah minuman kesehatan tradisional Indonesia yang diracik dengan berbagai paduan rempah-rempah. Selain perkembangannya, jamu memiliki banyak Penggemar karena khasiatnya yang sangat baik untuk kesehatan. Jamu gendong sudah ada selama beberapa dekade dan telah bertahan untuk melestarikan jamu tradisional. Ada banyak jenis jamu herbal yang dijual dan memiliki sifat yang berbeda. Dimulai dari nasi kencur untuk batuk dan temulawak untuk daya tahan tubuh,kunyit asam dan kunyit sirih. Berikut lima hal unik yang selalu dikaitkan dengan jamu.

1. Kain Batik dan Kebaya 

Kain batik dan kebaya seolah menyatu dengan keseharian para penjual jamu. Seperti yang sering kita jumpai, penjual jamu membawa kain batik dan kebaya untuk berjualan jamu sehari-hari.

2. Kain Jarik

Kain Jarik adalah atribut terpenting bagi para penjual jamu untuk membawa barang dagangannya. Kain jarik digunakan untuk menggendong bakul jamu ini sangat awet dan dibuat khusus untuk membawa barang. Bahkan orang Jawa juga sering menggunakannya untuk menggendong bayi.

3. Bakul

Bakul adalah wadah berbentuk seperti mangkuk yang terbuat dari bambu yangdianyam sedemikian rupa. Bakul biasanya digunakan sebagai tempat nasi. Tetapi bakul dengan ukuran yang besar digunakan oleh pedagang jamu sebagai tempat untuk menjual botol jamu racikan mereka kepada konsumen. Dalam satu kali perjalanan untuk berjualan, seorang pedagang jamu dapat membawa minimal 7-9 botol jamu, dengan berat total sekitar 25-30 kilogram.

4. Botol Jamu dan Gelas

Penjual jamu biasanya menjual jamu favorit masyarakat seperti nasi kencur, kunyit, jahe, sambiloto, uyup uyup, cabai puyang, dan sinom. Ketujuh obat herbal ini dikemas dalam kemasan botol dan dijual ke pelanggan. Selain menjual jamu sendiri, para pedagang jamu juga menjual jamu kemasan yang diseduh dan disajikan dengan cepat untuk para konsumen dan juga para penjual jamu membawa gelas saat menjual barangnya.

5. Termos

Beberapa penjual jamu yang menyediakan jamu kemasan juga akan membawa termos untuk menyimpan air panas. Mereka juga membawa gelas-gelas bekas yang akan dibilas terlebih dahulu dan dilap dengan serbet sebelum dapat digunakan kembali. Meski terlihat sederhana, cita rasa dari jamu gendong yang masih membekas di hati para penikmatnya tidak akan tergantikan.

Seiring berjalannya waktu, penjual jamu jarang ditemui di daerah kita. Saat ini para  penjual jamu menawarkan barangnya dengan sepeda atau gerobak.


Posting Komentar

0 Komentar